Bokep atau video porno merupakan salah satu masalah yang semakin meresahkan di kalangan remaja, termasuk di kalangan anak sekolah. Dampak negatif dari menonton bokep bagi anak sekolah sangatlah besar, mulai dari merusak moralitas, merusak kesehatan mental, hingga berpotensi memicu perilaku seksual yang tidak sehat.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, menonton bokep dapat meningkatkan risiko anak terkena kekerasan seksual, meningkatkan risiko kehamilan remaja, serta meningkatkan risiko terjangkit penyakit menular seksual. Selain itu, menonton bokep juga dapat mengubah persepsi anak tentang seksualitas dan hubungan antarpribadi.
Untuk mencegah dampak negatif dari menonton bokep bagi anak sekolah, perlu dilakukan upaya pencegahan yang lebih intensif. Salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan edukasi tentang bahaya menonton bokep kepada anak sekolah, baik melalui pendidikan formal di sekolah maupun melalui pendekatan komunikasi yang efektif dengan orang tua.
Selain itu, perlu juga dilakukan pengawasan yang ketat terhadap akses anak sekolah terhadap konten yang tidak layak, baik melalui pengaturan akses internet di sekolah maupun melalui pengawasan orang tua di rumah. Dengan melakukan upaya pencegahan yang tepat, diharapkan dapat mengurangi dampak negatif dari menonton bokep bagi anak sekolah.
Dalam konteks ini, penting bagi semua pihak, baik pemerintah, sekolah, maupun orang tua, untuk bekerja sama dalam memberikan perlindungan dan pendidikan yang baik kepada anak sekolah agar terhindar dari dampak negatif bokep. Dengan demikian, diharapkan anak sekolah dapat tumbuh dan berkembang dengan baik tanpa terpengaruh oleh konten negatif seperti bokep.
Referensi:
1. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. (2021). Risiko Dampak Negatif Menonton Bokep Bagi Anak Sekolah. Jakarta: Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
2. Widiana, I. G. A. A., & Suryani, A. A. A. (2020). Dampak Menonton Bokep Terhadap Perilaku Seksual Remaja. Jurnal Psikologi, 10(2), 123-136.
